Senin, 05 November 2012

'Mola Hidatidosa ( Hamil Anggur)'


MOLA HIDATIDOSA
(HAMIL ANGGUR)

A.    Pengertian
Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi cairan, embrio mati, mola tumbuh dengan cepat, uterus membesar dan menghasilkan sejumlah besar Human Chorionic Gonadrotopin (HCG).
B.     Etiologi
Penyebab Mola Hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun diduga faktor penyebabnya adalah
1.      Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
2.      Imunoselektif dari tropoblas.
3.      Keadaan sosio- ekonomi rendah.
4.      Paritas tinggi.
5.      Kekurangan protein.
6.      Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.

C.     Partofisiologi
Mola Hidatidosa dapat dibagi menjadi :
a.       Mola Hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin.
b.      Mola Hidatidosa Inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan pathogenesis dari penyakit trofoblas :
1.      Teori missed abortion
Ø  Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu karena itu terjadi gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan mesenkim dari villi dan akhirnya terbentuk gelembung- gelembung.
2.      Teori Neoplasma dari park
Ø  Sel- sel trofoblas adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehingga timbul gelembung.
3.      Studi dari Hertig
Ø  Mola Hidatidosa semata-mata akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio komplit pada minggu ketiga dan kelima.
Ø  Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblas berpoliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan.


D.    Gambaran Klinik
Gambaran Klinik Mola Hidatidosa adalah:
1.      Amenore dan tanda- tanda kehamilan
2.      Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola.
3.      Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
4.      Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusat atau lebih.
5.      Preeklamsi atau eklamsi yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu.

E.     Tes Diagnostik
Ø  Pemeriksaan kadar beta HCG : pada mola terdapat peningkatan kadar beta HCG darah atau urin.
Ø  Uji sonde : Sonde (penduga rahim) di masukkan pelan- pelan dan hati- hati ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola (cara Acosta- Sison).
Ø  Foto Rontgen abdomen : tidak terlihat tulang- tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan).
Ø  Ultrasonografi: pada mola akan terlihat badai salju (snow flake pattern) dan tidak terlihat janin.
Ø  Foto thoraks : pada mola ada gambaran emboli udara.


F.      Penatalaksanaan Medik
Ø  Penanganan yang bisa dilakukan pada Mola Hidatidosa adalah : Diagnosis dini akan menguntungkan prognosis
Ø  Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis. Pada fasilitas kesehatan dimana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan :
·      Evaluasi klinik dengan fokus pada riwayat haid terakhir dan kehamilan
·      Perdarahan tidak teratur atau spotting
·      Pembesaran abnormal uterus
·      Pelunakan serviks dan korpus uteri
·      Kajian uji kehamilan dengan pengenceran urin
·      Pastikan tidak ada janin (Ballottement) atau DJJ sebelum upaya diagnosis dengan perasat hanifa wiknjosastro atau acosta sisson
Ø  Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera
Ø  Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau perforasi uterus)
Ø  Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun.
Pengelolaan Mola Hidatidosa sebaiknya dilakukan di rumah sakit, adapun langkah- langkah pengelolaannya adalah :
1.      Pengelolaan syok bila terjadi syok
2.      Transfuse darah bila kadar Hb <8 gr%
3.      Kuretase sebaiknya dengan vacuum kuretase, kemudian dilanjutkan dengan sendok kuret yang tumpul setelah terjadi pengecilan uterus dan harus dilindungi dengan oksitosin 10 IU dalam 500 ml Dextrose 5% apabila sondase uterus >12 cm
4.      Pasca kuretase diberikan ergometrin tablet 3x1 tablet/hari.
5.      Pengamatan lanjut dilakukan untuk kemungkinan keganasan Mola Hidatidosa, selama 1-2 tahun dengan jadwal sebagai berikut :
Ø  1x1 minggu pertama selama 1 bulan (4x).
Ø  1x2 minggu selama 2 bulan (4x).
Ø  1x1 bulan selama 4 bulan (4x).
Ø  1x3 bulan selama 1 tahun (4x) sampai 2x periksa berturut-turut negative.
6.      Untuk tidak mengkacaukan pengamatan, pasien dianjurkan menggunakan kontrasepsi kondom dan tidak hamil selama pengawasan.

G.    Komplikasi
Komplikasi Mola Hidatidosa meliputi :
1.      Perdarahan hebat
2.      Anemis
3.      Syok
4.      Infeksi
5.      Perforasi uterus
6.      keganasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar